“Ohm….”..”Shayna
bangun sayang!” teriakan bunya membuat dia terperanjat dari tidurnya.Tiba –
tiba suara pintu diketuk “tok..tok..tok!” Shayna mulai mengerjap-ngerjapkan
matanya. “siapa?” tanya Shayna sambil menguap. “mama sayang!”, tak lama seorang
wanita anggun sekitar empat puluh tahunan masuk kedalam kamar berukuran lumayan
besar itu. Kamar yang yang khusus
dirancang untuk anak perempuan. Kamar serba warna pink. Boneka-boneka berwarna
pink, khususnya boneka babi tersusun rapi didalam lemari. Buku-buku tersusun
rapi diatas meja belajar. Ranjangnyapun memakai tirai berwarna pink. Ya, itu
memang keinginan Shayna sejak kecil. Jendela kamarnya menghadap ke kebun
belakang rumahnya yang dipenuhi bunga anggrek, apalagi anggrek putih. “Shayna
bangun! Lihat sekarang jam berapa?” “Emang sekarang jam berapa ma?” tanya
Shayna manja.”Jam delapan sayang! Bukannya kamu sekarang ada kuliah pagi ya?”
kata ibunya lembut. “My God! Mama, shayna kesiangan dong! mana sekarang giliran
mata kulahnya Pak Rudi, Mr Kiler itu!”Jawab Shayna sambil lompat mengambil
handuk dan bergegas menuju kamar mandi.”Sayang jangan lupa setelah mandi siram
bunga di belakang ya!”pesan ibumya.” Ya ma….!” Jawab shayna.
“Seger juga
kalau udah mandi, tinggal nyiapin buku buat nanti deh!” Prang… tiba-tiba sebuah
pigura kecil yang terpampang di atas meja jatuh ke lantai. Shayna cepat-cepat
memunggutnya.” Reno!....sedang
apa kamu disana? Andai waktu bisa kuputar..aku gak mau kamu tinggalkan! Apa
kamu mash ingat ma aku?” Tak terasa air matapun meleleh di kedua pipi Shayna.
Dia memeluk erat fhoto yang dia terima dua tahun lalu dari Reno. Fhoto itu dikirim melalui e-mail,tapi
sayang setelah itu tak ada kabar lagi mengenai Reno. Reno
adalah teman masa kecil Shayna yang selalu menemaninya bermain di kebun bunga
di belakang rumahnya. Mereka berdua bertetanggaan. Mereka mempunyai kesamaan
yang unik, sama-sama menyukai bunga anggrek. Menurut mereka anggrek itu bunga
yang indah, meski kecil tapi elok. Tapi sayang ketika mereka duduk di kelas lima SD, Reno sering sakit-sakitan.
Sakit kepala yang mendadak. Sehingga orang tuanya membawanya pindah ke Amerika.
Karena ayahnya pindah tugas ke sana.
Sebelum pergi Reno berjanji pada Shayna bahwa
dia akan selalu mengabarinya, mengirim fhoto dan kembali ke Indonesia untuk Shayna.”aku akan
menunggumu sampai kapanpun!” gumam Shayna. Diapun bergegas menuju ruang makan
menemui ibunya.” Mah, aku pergi dulu yach?” ‘ sarapannya gimana?” ibunya
khawatir. “nanti di kampus juga bisa kok! Habisnya Shayna takut kesiangan sih!”
“ ya udah tapi hati-hati yah jangan kelayaban! Pulang dari kampus langsung ke
rumah!”. “sipp..ma!” jawab Shayna.
Kampus itu
besar, terletak di pusat kota Jakarta. Sengaja mama Laura begitu panggilan
mama Shayna menyekolahkan putri tunggalnya di sekolah yang berkualitas supaya
puterinya itu menjadi orang yang sukses. “ Dar….!” Suara itu sangat mengagetkan
Shayna. “Tyas, ngagetin aja she! Kalau jantungku copot gimana?” gerutu Shayna. “makannya jeng pagi-pagi dah kayak ayam
tetelo!, eh tau gak…katanya ada mahasiswa baru lho sekelas ma kita!” Tyas
girang. Tyas merupakan sahabat Shayna. Mereka berkenalan sewaktu diOSPEK dulu.
Mereka terbilang gadis yang cantik dan pintar. Tak heran itu merupakan santapan
lezat buat kakak-kakak panitia. Terutama panitia cowok. “
masalah cowok aja matanya ijo!” Shayna cuek. “ serius Na pindahan Amrik!” Tyas
serius. “apa Amrik?” Shayna kaget. “ Napa
lho kaget gitu?” tanya Tyas. “e..e..enggak!, eh kita ke kelas yuk!” ajak
Shayna. Tyas hanya bengong karena heran.
Siang itu
suasana kampus sangat ramai. Kelas kedokteran sibuk mempersiapkan alat-alat
praktek untuk pelajaran Pak Rudi nanti. Tiba-tiba suasana kelas henng, seorang
bapak-ba[pak kira-kira berusia lima
puluh tahunan memakai kacamata botol membawa seorang pemuda tampan. Stylenya
sih gaya-gaya bule gitu, rambutnya disisir ala jepang. Parfum escadanya
memenuhi ruangan yang membuat semua cewek di kelas ini terlena. “Anak-anak
perkenalkan ini teman baru kalian namanya…..” Pak Rudi bingung. “ bisa saya
perkenalkan nama saya sendiri pak?” tanya pemuda tu. “ Oh…silahkan!” jawab pak
Rudi. “ Nama saya Andra Yosep, cukup dipanggilandra saja! Saya pindahan LA
Univercity! Saya pindah ke Indonesia
karena orangtua saya pindah kerja!” paparnya. “ so perpect!, bule impian!”
cloteh Tyas. “ ih Tyas jaim dikit dong!”. Setelah itu Pak rudi menyuruh Andra
duduk di samping Shayna. Pak Rudi pun mulai mengabsen, dan ketika Pak Rudi
mamanggil nama Shayna sepertmya Andra mencari pemilik nama itu. Ketika
mendapati Shayna dia tersenyum manis.
Pulang
kuliah seperti biasa dia pergi ke kebun
anggreknya. Tiba-tiba… “ Shayna ini ada kiriman bunga anggrek buat kamu!” “Dari
siapa?” tanya Shayna heran. “Mama juga gak tau sayang! Habis tadi mama nemuin di
depan pintu!” jawab mamanya. Sudah semnggu ini Shayna selalu mendapat kiriman
bunga anggrek dari penggemarnya itu.
Anehnya jumlah tangkaimya sama, hanya jumlah kelopaknya saja yang
berbeda. Di kampus Shayna mulai dekat dengan andra” Na, kamu Pasti suka bunga
anggrek ya?” tanya Andra “ Kok tau she?” Shayna heran “ Soalnya kamu manis
kayak Anggrek!” “ kamu dasar gombal!” timpal Shayna.” Aku suka bunga anggrek
soalnya bunganya indah. Meski kecil tapi elok”. Jawaban itu membuat Shayna
terkejut. Jawaban itu seperti jawaban Reno
sembilan tahun yang lalu.
Malam ini
Shayna gak bisa tidur. Kepalanya dipenuhi nama Reno dan Andra. “kenapa Andra dan Reno mirip banget ya?”
kata Shayna. “perasaan apa ini? Apa iya ini cinta? Kenapa aku gak bisa berhenti
mikirin Andra? Tidak Shayna ini bukan cinta! Kamu tidak boleh mencintai Andra!
Hanya Reno yang kamu cintai! Hanya Reno!”. Dilain tempat Reno
juga gak bisa berhenti memikirkan Shayna ‘aku sadar kenapa Reno sangat mencintai shayna! Dia berbeda
dengan gadis yang lain! Aku yakin aku juga mencintainya”. Kata Reno. Hari sabtu
sepulang kulah Andra mampir ke rumah Shayna. Mereka berbincang-bincang masalah
pelajaran di kampus. Andra tertarik melihat foto anak kecil laki-laki dan
perempuan berpegangan tangan di kebun anggrek. “Itu fhoto siapa Na?” tanya
Andra. “ Oh itu Fhoto temanku waktu kecil!” jawab Shayna asal. “Kok masih
dipajang spesial ya? Kalau nggak, gak mungkin dong fhoto jadul geto masih
dipajang!” “ Jadul…enak aja!” Shayna marah. “Maaf deh maaf!” sesal Andra. “ Reno adalah hatiku yang
hilang! Dulu kami selalu bermain bersama di kebun anggrek! Tapi sayang sembilan
tahun yang lalu dia harus pindah ke amrik! Dan sekarang aku gak tau gimana
kabarnya!” paparnya sambil berkaca-kaca. “Maaf bila perkataanku tadi membuatmu
sedih”. Lima
menit kemudian “ Shayna sayang, ini ada kiriman anggrek lagi buat kamu ditambah
boneka babi pink! Mama heran kenapa dia bisa tau semua hal yang kan\mu sukai?”
tanya mamanya “shayna juga heran mah, padahal yang tau semua ini Cuma…..” “wah…
mungkin penggemar rahasia tante kali!” jawab Andra gugup. “Ah.. nak Andra bisa
saja…!” mama Laura tersipu.
“ Ini buat
kamu!” Shayna memberikan kartu undangan Ultah kepada Andra. “ oh kamu berulang
tahun yang kedua puluh ya? Cuma beda tiga tahun sama aku!” “ Berarti umur kamu
dua puluh tiga ya! Sama sama umur Reno
sekarang!” Shayna girang. “ Kamu
ngundang siapa aja ke UlTah kamu?” tanya Andra. “ Cuma kamu sama Tyas! Aku gak
terlalu suka hura-hura!” jelas Shayna. “ Sama dong sama aku!” timpal Andra. “Bukannya
cowok Amrik suka hura-hura ya?” tanya Shayna “ gak semua kali Na!” jelas Andra.
Malam ini
Andra gak bisa tidur ini besok adalah hari Ultah Shayna. Dia gak mau Shayna
terus berharap pada orang yang sudah tiada. Ya… Reno sudah meninggal dua tahun lalu. Dua hari
setelah mengirmkan fhoto terakhirnya kepada Shayna. Andra merupakan sepupu jauh
Reno. Mereka
satu buyut. Ayah Reno menikah dengan tantenya Andra. Andra juga mengenal Shayna
melalu E-mail-E-mail yang ia kirim kepada Reno.
Hanya saja waktu itu dia tidak terlalu memikirkannya.kejadian itu terjadisehari
sebelum Reno
meninggal. Reno
mengajak Andra ke kamarnya. Reno
mempunyai kanker otak stadium empat. Penyakit itu sudah dia idap dari kelas lima SD.”Dra
kamu tahukan gadis di fhoto itu!” tanya Reno.
“Shayna maksud kamu? Memang kenapa?”. Andra heran.” Aku kangen banget ma dia!
sudah tujuh tahun aku gak ketemu! Aku takut aku gak bisa ketemu ma dia!” jelas
Andra.” Apa maksud kamu?” tanya Andra. “Aku takut aku gak bisa nepatin janjiku
hanya karena penyakit ini!”jawab Reno
terbata-bata. “ Kamu ngomong apa? Hanya Tuhan yang tau umur seseorang!” bentak
Andra. “ Tolonglah aku Dra, temui dia ke indonesia! Demi aku!” pinta Reno. “ gak mungkin Ren…
gw gak bisa!” “Please,… demi aku!” kata Reno.
“tapi gw gak kenal dia!” kata Andra. “ kamu akan menyayanginya setelah kamu
kenal sama dia!” Jelas Reno. “ Tapi….” “Please!!!!!” Reno memohon. Andra tak kuasa untuk menolak!
Dia miris melihat keadaan Reno.
“ berikan surat dan boneka babi ini padanya!”
pinta Reno. “ Ini
apa?” tanya Andra. “ Berikan surat
dan boneka itu pada hari Ultahnya tapi jangan kamu buka sebelum dia
membacanya!”. Jelas Reno. “ Baiklah!” jawab Andra dengan berlinang air mata. Lima menit kemudian Reno
koma dan dilarikan ke Rumah Sakit hingga meninggal.
Kejadian
itu selalu teringat di benak andra “Apa aku harus cerita ini semua kepada
Shayna? Aku gak mau melihat dia
bersedih! Tuhan kenapa aku harus masuk pada pusaran masalah ini?” lirih Andra
sudah sekitar tiga puluh menit Andra menunggu Shayna turun dari kamar. Tyas pun
datangdari arah dapur sambil membawa kue tart bertuliskan angka 20. “Shayna
belum turun Dra? tanya Tyas. “ Kayak gak tau penyakit cewek aza!” cloteh Andra.
“ Perhatian neh…!” rayu Tyas “ Yeh…pengalaman
tau!” Andra tersenyum. “dasar lo…!!!!” Tyas mencubit Andra. Tak lama Shayna
datang dari kamar menggunakan gaun berwarna pink, dia sangat cantik sekali.
“lama ya nunggunya?’ Shayna basa-basi, karena dia tahu kedua orang dihadapannya
sudah pegal pinggang menunggunya. “ Ya…kita mulai aja acaranya!” kata Andra. Tyas
hanya tersenyum melihat kelakuan Andra.
Selesai
acara tyas buru buru pulang “ Aduh Na, sory banget neh tante gw masuk rumah
sakit! Kayaknya gw harus pulang!” pinta Tyas. “ ya udah kamu cepetan ke Rumah
Sakit ntar ditungguin!” kata Shayna. “ Na, toilet dimana?” tanya Andra.” Kamu
lurus aja nanti kamu nemuin kamar yang pintunya biru! Nah tu kamar mandi!”.
Jelas Shayna. “Ok!!” “eh Andra kalo nyimpewn Hp suka dimana aja! Lucu juga
bentuknya! Lihat menu fhoto akh!” tiba-tiba… “Reno…? Kenapa ada fhoto Reno di Hp Andra?
Andra harus jelasin sesuatu sama aku! Ada
hubungan apa mereka!” kata Shayna bergetar. “na
aku pulang dulu ya!” kata Andra “ boleh tapi kamu harus jelasin sesuatu
sama aku!” bentak Shayna. “ maksud kamu apa? Aku gak ngerti Na?” Andra heran.
“sudahlah jangan pura-pura bodoh! Ini fhoto Andra khan! Dari mana kamu dapetin fhoto ini? “
kata Shayna sambil berlinang air mata. “ Sudah sepantasnya kamu tau Na, Reno sepupuku! Dia…
dia sudah meninggal dua tahun yang lalu,
setelah dia mengirimkan fhotonya sama kamu!” Andra terbata-bata. “ gak mungkin
kamu bohong kan?...
gak mungkin dia ninggalin aku!” Shayna bergetar. “dia menitipkan surat dan boneka ini buat
kamu!” jelas andra. Lalu dengan bergetar shayna membuka surat lalu membacanya.
Untuk bungaku shayna
Bungaku, mungkin saat kau
baca suratku aku sudah gak ada! Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sama kamu aku mencintaimu! Jangan pernah teteskan
air mata kesedihan untukku.
Salam
manis
Reno
Setelah
membaca surat
itu Shayna tak sadarkan diri. Dia terus-menerus menyebut nama Reno. Andra sangat tak tega melihat keadaan
shayna. Dia terus menjaga Shayna setiap malam. Baru setelah satu minggu Shayna
sembuh dari sakit. Dia sudah bisa menerima kenyataan bahwa Reno meninggal.Dia sudah bisa membuka hatinya
untuk andra.
Los
angles…
Andra dan shayna berdiri di depan sebuah nisan bertuliskan
Reno Rahmanda. “ Ren… meski kamu sudah meninggal tapi kamu tetap yang terbvaik
di hatiku…” lirih Shayna. “ gw janji bakal jaga Shayna buat lo! Dan cinta
gw..!” kata Andra. Shayna terperanjat “ maksud kamu?” “ Aku suka sama kamu dan
aku cinta sama kamu!” jelas Andra. “ I
Love You too” bisik shayna. “What?.... jadi
kamu mau nerima aku jadi pacar kamu?” tanya Andra. “aku yakin Tuhan
mengirimkan kamu unyuk menggantikan Reno
di hati aku!” bisik Shayna lembut. “Terima kasih tuhan!” bisik mereka berdua
sambil terpaku ditengah-tengah pemakaman yang luas itu.
0 Comments